JAKARTA – Institut Teknologi Bandung (ITB) merupakan
salah satu perguruan tinggi terbaik di Tanah Air. Lulusan kampus ini
laris di dunia kerja, sedangkan berbagai penelitiannya kerap menjadi
juara di berbagai ajang, baik tingkat nasional maupun internasional.
Kiprah ITB di dunia pendidikan ternyata juga diakui secara global.
Baru-baru ini, berdasarkan QS World University Ranking 2016, ITB
berhasil masuk 500 besar kampus terbaik di dunia, yakni berada pada
urutan 431. Pencapaian ini sekaligus menjadi kado ulang tahun ke-57
karena sebelumnya ITB hanya berada di peringkat 461.
"Pada usia ke-57 ini ITB terus berupaya untuk masuk 500 institusi
pendidikan terbaik dunia. Pencapaian ini sejalan dengan target yang
ditetapkan oleh Kemenristekdikti agar ada perguruan tinggi Indonesia
yang masuk dalam 500 besar perguruan tinggi dunia," ucap Wakil Rektor
Bidang Administrasi Umum ITB, Dr Miming Miharja, seperti disitat dari
laman resmi ITB, Kamis (31/3/2016).
Selain naik peringkat, ITB juga menempati tiga bidang studi elite dunia. Posisi terbaik diraih bidang studi mechanical, aeronautical, and manufacturing engineering yang menenpati ranking 201–300. Selanjutnya pada bidang electrical, engineering, and electronics, ITB menempati ranking 252. Sedangkan di bidang computer science and information systems, ITB menempati ranking 401–450.
"Hal ini tidak terlepas dari alumni yang menyumbang prestasi
berdasarkan penilaian pengguna. ITB pada Wisuda II 2015–2016 ini akan
melepas 88 doktor, 769 magister dan 593 sarjana. Pelepasan alumni baru
ini diupayakan dapat kembali menyumbang prestasi bagi ITB," imbuhnya.
Di Asia, saat ini ITB berada pada posisi 122 dari tahun sebelumnya di
posisi 125. Menurut Miming, pencapaian ini merupakan hasil kerja keras
civitas akademika ITB yang secara konsisten terus menghasilkan
penelitian-penelitian terkini.
Melalui pusat-pusat penelitiannya, ITB telah melakukan berbagai
penelitian inovatif, mulai bidang energi terbarukan, teknologi informasi
dan komunikasi, perencanaan kota dan infrastruktur, industri
kreatif/produk kebudayaan dan lingkungan, hingga nanosains dan teknologi
nano
0 komentar:
Post a Comment