JAKARTA - Sudah banyak perempuan yang menekuni dan
sukses di berbagai bidang. Hal ini menunjukkan bila cita-cita Raden
Ajeng Kartini untuk mengangkat hak kaum perempuan pribumi mulai terlihat
wujudnya.
Semasa hidupnya, wanita kelahiran Jepara 21 April 1879 silam memang
berkeinginan memajukan kaum perempuan pribumi yang saat itu berada di
status sosial yang rendah. Buah perjuangannya, pemerintah menetapkan 21
April sebagai Hari Nasional untuk diperingati sebagai Hari Kartini.
"Tujuan penetapan Hari Kartini memang untuk memperingati lagi
emansipasi itu sendiri. Selain itu juga sebagai proses emansipasi
Indonesia bagi perempuan Indonesia modern. Bukan hanya soal emansipasi,
tapi kita juga jangan sampai melupakan biografi beliau," ungkap Dosen
Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Indonesia, Agus Aris Munandar,
saat dihubungi Okezone, belum lama ini.
Menurut Agus, meski kesetaraan antargender itu baik, emansipasi
sendiri juga memiliki batasan. Salah satunya, kodrat laki-laki dan
perempuan.
"Jangan jadikan emansipasi dalam hal yang tidak baik. Karena pada
dasarnya laki-laki dan perempuan memiliki kodratnya masing-masing.
Sehingga ada batas-batas positif yang memang tidak pantas dilakukan
perempuan, ya jangan dilakukan. Jangan jadikan emansipasi itu sebagai
ungkapan sakti untuk seseorang melupakan hakikatnya," ujarnya.
Friday, April 22, 2016
Emansipasi Juga Ada Batasnya
Di sisi lain, meski emansipasi wanita di masyarakat sudah terlihat,
bukan berarti tidak ada lagi hal yang perlu diperjuangkan. "Yaitu pada
mengangkat hakikat perempuan itu sendiri sebagai makhluk yang mulia.
Karena dari rahim perempuanlah hadir manusia baru," tambahnya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment