JEMBER - Perguruan tinggi negeri (PTN) rutin
mengajukan proposal untuk mendapat dana pembangunan infrastruktur dari
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti).
Namun, Kemristekdikti sendiri memiliki dana terbatas.
Direktur Jenderal Sumberdaya Ilmu Pengetahuan, Riset, Teknologi dan
Pendidikan Tinggi (SD Iptekdikti) Kemristekdikti, Prof Ali Gufron
Mukhti, PhD mengatakan, dana pembangunan infrastruktur di perguruan
tinggi negeri terbatas, yakni Rp1,8 triliun.
"Seluruh perguruan tinggi negeri (PTN) sudah mengajukan anggaran
untuk pembangunan infrastruktur kepada Kemenristekdikti yang totalnya
mencapai Rp23 triliun, padahal anggaran yang tersedia hanya Rp1,8
triliun," kata Ghufron, di sela-sela peresmian laboratorium terpadu
Universitas Jember, Jawa Timur, seperti dinukil dari Antara, Senin
(29/2/2016).
Ghufron mengatakan, minimnya dana yang tersedia menyebabkan pihaknya
harus berpikir keras dan membuat kebijakan untuk membagi dana
infrastruktur tersebut secara adil dan merata, meskipun tidak bisa
seadil-adilnya sesuai dengan kebutuhan yang mencapai Rp23 triliun.
Tahun ini, Kemristekdikti memberikan dana infrastruktur Rp20 miliar
kepada Universitas Jember untuk membangun gedung laboratorium sosial
humaniora. Fasilitas baru ini dibangun di samping laboratorium terpadu
atau 'Center for Development of Advanced Science and Technology'
(CDAST).
Ghufron mengapresiasi Universitas Jember yang sudah selangkah lebih
maju dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan profesionalitas dengan
mendirikan laboratorium terpadu tersebut.
"Sepertinya tidak banyak universitas yang memiliki laboratorium
terpadu, namun saya tidak tahu persis jumlahnya universitas yang
memiliki laboratorium terpadu seperti CDAST di seluruh Indonesia.
Universitas Jember tampaknya lebih terdepan," katanya.
Sejauh ini, lanjut dia, Kemristekdikti mendorong seluruh PTN dapat
meningkatkan sumber daya manusianya secara efektif dan efisien, serta
meningkatkan kualitas untuk menuju universitas berkelas dunia.
"Laboratorium terpadu seperti CDAST sangat penting, sehingga kami
dorong untuk dibangun universitas di seluruh Indonesia karena bisa
digunakan oleh multidisplin ilmu, namun Unej justru sudah meresmikan
laboratorium terpadu itu," ujarnya.
Sementara Rektor Universitas Jember M. Hasan mengatakan visi dibangun
CDAST Unej yakni menjadi pusat pengembangan ilmu dan teknologi unggulan
bertaraf internasional yang berwawasan lingkungan dan agroindustri,
serta mampu berperan aktif dalam pembangunan bangsa melalui proses
penelitian, pendidikan dan pengabdian masyarakat.
"Pengembangan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah
dilakukan dan dilembagakan dalam bentuk CDAST, sehingga dapat mewujudkan
Universitas Jember sebagai 'center of excellent'. Lebih lanjut,
pengembangan CDAST akan merupakan 'joint-use facility' untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengunaan fasilitas," kata Rektor
Universitas Jember dua periode itu.
0 komentar:
Post a Comment