Monday, January 4, 2016

Demokratisasi Kampus Semakin Dihambat

Demokratisasi Kampus Semakin Dihambat
Bagaimana dengan proses demokratisasi di kampus? Rejim JOKOWI-JK juga menerapkan politik anti demokrasi sepanjang tahun 2015 ini dengan terus menghambat kehidupan demokratisasi di kampus melalui kebijakan negara ataupun aparatus pendukungnya di kampus. Kebebasan mimbar akademis, kebebasan berkumpul, berpendapat dan berorganisasi terus dikekang dan dihambat. Ruang-ruang perdebatan ilmiah terus dikerangkeng, dimana mahasiswa tidak diberikan kesempatan lebih leluasa untuk melakukan kritik dan bersuara.
Misalnya seorang anggota himpunan ingin meneliti tentang kondisi  mahasiswa saat melakukan proses perkuliahan akibat fasilitas yang tidak memadai. Hal yang bermanfaat ini malah mendapat sedikit larangan dari pihak birokrasi kampus, yang mana kita ketahui bersama bahwa fasilitas yang memadai dapat menunujang prestasi akademik mahasiswa yang diharapkan dapat bersaing dengan sarjana-sarjana di luar sana.
Keluar Dari Krisis, Kobarkan Perjuangan Massa di Kampus
Salah satu karakter dari negeri
setengah jajahan dan setengah feudal seperti Indonesia akan selalu ditandai dengan situasi krisis yang semakin tajam. Artinya penderitaan yang dialami rakyat akan semakin berat, berbagai persoalan sosial ekonomi akan kian membebani rakyat. Hal ini akan mendorong protes dan perlawanan rakyat yang kian berani dan kian meningkat. Hal yang sama juga akan terjadi di dalam dunia pendidikan, kebijakan kampus pasti yanng kian memberatkan akan mengakibatkan beban yang dipikul mahasiswa semakin berat. Hal ini pula yang sesungguhnya telah mendorong bangkitnya perjuangan massa mahasiswa di kampus-kampus dalam kurun waktu tahun 2015 ini. Bagaimanapun kita tidak bisa terus membiarkan krisis ini semakin tajam. Tentu kita tidak berharap anak cucu kita atau generasi penerus nanti akan mengalami nasib yang sama dengan kita yang berhadapan dengan mahalnya biaya pendidikan dan perampasan atas hak-hak pendidikan lainnya. Kita tetap harus berupaya sekuat mungkin untuk keluar dari krisis ekonomi yang semakin tajam ini guna membawa gerbang baru bagi kedaulatan dan kesejahteraan rakyat dan bangsa Indonesia. Untuk keluar dari krisis tersebut, “mengobarkan perjuangan massa” menjadi jawaban yang paling tepat.
 
Sejarah manapun membuktikan perubahan politik ataupun sosial yang penting dilalui melalui perjuangan massa. Tanpa perjuangan massa tentu tidak akan ada proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945. Perjuangan massa ini bukan hanya milik mahasiswa tetapi rakyat Indonesia secara umum. Desa-desa, pabrik-pabrik, perkotaan hingga kampus-kampus harus berkobar perjuangan massa. Perjuangan massa ini setahap demi setahap dilakukan dari tuntutan-tuntutan sosial ekonomi hingga tuntutan politik, dari kampus hingga pemerintah pusat, dari soal SPP, fasilitas hingga tuntutan anggaran atau penolakan BHP. Semua itu harus kita lakukan bersama agar kita bisa keluar dari krisis yang semakin membuat terjepit setiap hari.  Sekali lagi kobarkan perjuangan massa, gapailah hak-hak kita!!! v

0 komentar:

Post a Comment