Saturday, July 25, 2015

Rupiah Bisa Disembuhkan dengan Obat Dalam Negeri

\Rupiah Bisa Disembuhkan dengan Obat Dalam Negeri\
JAKARTA - Volatilitas nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih akan terus berlanjut hingga akhir tahun. Salah satu sentimen yang menyebabkan akan terjadinya volatilitas Rupiah berasal dari Bank Sentral Amerika, Federal Reserve, yang rencananya akan menaikkan suku bunga menjelang akhir tahun ini.

“Saya kira potensi naik turunnya masih ada, apalagi jangan lupa Fed Fund Rate kemungkinan akan naik September atau Oktober yang tentunya dampaknya kepada Indonesia,” ujar Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Sri Adiningsih kepada Okezone, Jakarta, Sabtu (25/7/2015).
Namun demikian, dia berharap, potensi volatilitas Rupiah dapat diiringi dengan mulai membaiknya kondisi dalam negeri dengan berbagai kebijakan pemerintah yang kini sudah mulai terlihat hasilnya.
“Rencana kerja sudah mulai kelihatan hasilnya dan juga berbagai kebijakan yang diambil itu sudah mulai tampak hasilnya, harapannya akan bisa mengurangi potensi volatilitas yang terjadi,” tukasnya.
Sekadar informasi, nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka anjlok menembus pelemahan terendah. Rupiah pagi ini mendekati pelemahan terendahnya di Rp13.450 per USD.

Pasca-Lebaran, Apa Kabar Rupiah di Money Changer?

JAKARTA - Pasca-Lebaran transaksi jual beli mata uang asing di tempat penukaran uang atau money changer mengalami penurunan. Padahal, nilai tukar Rupiah sempat melemah tajam pada perdagangan hari ini.
Tempat penukaran uang Valuta Remittance mengungkapkan, transaksi usai Lebaran melandai. "Sebelum Lebaran dan di hari biasa, per hari bisa mencapai 200 transaksi jual beli," ucapnya kepada Okezone di Jakarta, Jumat (24/7/2015).
Sayangnya, Valuta Remittance tidak mengungkapkan alasan mengapa transaksi jual beli mata uang asing menurun. Walaupun demikian, diakuinya, jika dolar AS tetap menjadi yang terfavorit transaksinya.
Selain itu, dia mengatakan, kecenderungan transaksi jual mata uang asing khususnya dolar AS masih tinggi dibandingkan beli.
"Kalau sudah Lebaran transaksi jual dolar AS masih lumayan dibandingkan transaksi beli. Apalagi sekarang kan, Rupiah melemah, yang jual sangat banyak," tuturnya.
Berikut Beberapa daftar nilai tukar valuta asing di Valuta Ramittance :
Rupiah terhadap dolar AS : Rp13.415.
Rupiah terhadap dolar Kanada : Rp10.825.
Rupiah terhadap EURO : Rp14.740.
Rupiah terhadap Yen : Rp10.845.

Sunday, July 12, 2015

Vietnam Mengusir Keturunan Cina, Karena Sudah Mengancam Kepentingan Nasionalnya

Di Vietnam meledak gerakan anti Cina. Rakyat Vietnam sudah muak dan jijik dengan pendatang Cina, yang menjadi parasit, bahkan mereka mulai mau menjajah negeri Vietnam.

Berbagai sektor mereka kuasai. Inilah yang menjadi faktor meledaknya gerakan anti- Cina di Vietnam yang semakin besar. Kondisi ini yang mendorong Beijing bertindak cepat menyelamatkan warganya. Lima kapal angkut dikirim mengevakuasi warga keturunan Cina dari negara Asia Tenggara itu.

Sudah satu kapal yang tiba membawa pulang tiga ribu warga Cina di Vietnam. Satu kapal itu diberangkatkan dari Provinsi Hainan kemarin (18/5).

Tak hanya melalui jalur laut, pemerintah Cina juga bergerak cepat lewat udara. Menggunakan pesawat carter, 16 warganya yang dalam kondisi kritis akibat aksi kekerasan demonstran anti-Cina diterbangkan keluar Vietnam.

Akibat kerusuhan yang pecah pertengahan akhir pekan lalu, dua warga Cina tewas. Seratus lainnya dikabarkan cedera. Beberapa insiden kekerasan terparah terjadi di Provinsi Ha Tinh, pantai tengah Vietnam.

Perusahaan asing, khususnya yang dikelola warga Cina dan Taiwan, dibakar, dijarah, serta dirusak para demonstran. Kemarahan mereka dipicu oleh langkah Beijing membangun kilang minyak dan menyiagakan perlengkapan pengeboran di Laut Cina Selatan yang diklaim kedua negara sebagai wilayah teritorialnya.

Demonstrasi yang berujung kerusuhan itu diawali dari dibukanya keran protes anti-Cina oleh pemerintah Vietnam 11 Mei lalu. Padahal, sebelumnya demonstrasi dilarang di negeri komunis itu. Kebijakan itu berbuntut blunder karena demonstrasi semakin tak terkendali dan melibatkan tokoh-tokoh oposisi di dalam negeri Vietnam.

Akhirnya Sabtu (17/5) pemerintah Hanoi mengirimkan pesan berantai kepada seluruh pengguna telepon seluler. Isinya bahwa Perdana Menteri Nguyen Tan Dung memperingatkan warganya untuk tidak terlibat dalam demonstrasi ilegal, karena dianggap mengganggu ketenteraman publik.

Menteri Keamanan Publik Tran Dai Quang seperti dikutip VNA Sabtu (17/5) menyayangkan penyerangan terhadap warga Tionghoa di Vietnam. Puluhan polisi juga terluka saat berupaya mengendalikan kemarahan massa.

Meski demikian, situasi di Laut Cina Selatan tetap saja panas. Kedua pihak belum memperlihatkan tanda-tanda menarik diri untuk meredam ketegangan. VNA melansir Cina terus memperlihatkan agresivitasnya dengan mengirim lebih banyak kapal perang ke wilayah dekat pengeboran minyak. Vietnam mendesak Cina segera menarik fasilitas kilangnya dari wilayah sengketa.

Nguyen Van Trunng, petugas di Departemen Pengawas Maritim menyatakan, Cina menempatkan 119 kapal di wilayah sengketa pada Sabtu pagi. Armada tersebut termasuk kapal perang, patroli laut, dan kapal nelayan. Beberapa di antaranya bahkan memprovokasi dengan menabrak kapal Vietnam dan menembakinya dengan meriam air.

Cina punya pendapat sendiri soal pendirian sikapnya. Beijing menyatakan, tindakannya adalah respons dari provokasi kapal Vietnam yang mengganggu operasional pengeboran minyak lepas pantai.

Beijing menyatakan telah memberlakukan "zona pengusiran" dengan radius tiga mil dari sekitar kilang. Kilang itu dikelola perusahaan migas negara CNOOC.

"Kami tidak menciptakan masalah, tapi kami tidak takut menghadapi masalah ini," tegas Jenderal Fang Fenghui, kepala staf jenderal Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkong (PLA), Kamis (15/5) saat melawat ke Amerika Serikat.

"Kalau menyangkut teritori, sikap kami tegas. Kami tidak akan mundur satu langkah pun," tandas Fang.

Beijing juga menyatakan akan meninjau ulang sejumlah kerja sama bilateral kedua negara. Selain itu, travel warning dikeluarkan untuk warga Tiongkok yang akan berkunjung ke Vietnam.

KTT ASEAN pertengahan Mei lalu juga membahas secara khusus sengketa wilayah di Laut China Selatan yang melibatkan Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei Darussalam, Taiwan, dan Tiongkok tersebut.

Namun, perhimpunan bangsa Asia Tenggara itu tidak mengambil langkah frontal karena ingin menjaga hubungan baik dengan Negeri Tirai Bambu tersebut. Alhasil, tidak ada sikap tegas dari ASEAN untuk bernegosiasi dengan Beijing.

Cina terus melakukan langkah-langkah agresifitasnya dan ingin memperluas pengaruhnya militer ke Cina Selatan. Tindakan pemerintah Cina ini menimbulkan sentimen anti Cina. Termasuk aksi menentang penguasaan oleh berbagai perusahan Cina di Vietnam.

Kondisi di Vietnam sama dengan di Indonesia, dimana kelompok komunitas melakukan penguasaan terhadap sumber-sumber ekonom Indonesia.  Di mana konglomerat Cina sudah menguasai 85 persen  ekonomi Indonesia

Friday, July 10, 2015

PERTALITE Akan Hadir Setelah Bulan Ramadhan


PT Pertamina (Persero) menyatakan BBM teranyarnya, Pertalite, segera meluncur setelah momentum Lebaran.

"Kami fokus ke Lebaran dulu. Baru setelah itu Pertalite. Karena Lebaran ini butuh perhatian khusus," jelas Senior Vice President Fuel Marketing & Distribution Pertamina, M Iskandar, di Jakarta, Rabu (8/7/2015) malam.

Dia menjelaskan, semua proses uji coba telah selesai. Pertamina juga telah mengantongi semua izin yang dibutuhkan untuk menerbitkan bensin baru RON 90 ini.

"Dalam waktu dekat akan diluncurkan. Sudah dapat Green light dari pemerintah," ucapnya.

Selanjutnya, pihaknya akan mulai melakukan koordinasi dengan SPBU. Di mana nantinya nozle yang idle akan dialokasikan untuk Pertalite. Misalnya, kalau di Jakarta itu yang idle (jarang digunakan) adalah yang solar. Dan SPBU itu punya empat (nozle) untuk solar. Maka bisa dialihkan satu untuk Pertalite.

"Yang pasti setelah Lebaran, Pertalite sudah ada di SPBU," tutupnya.


Sumber: Okezone.com

Thursday, July 9, 2015

Lebih Dari Setengah Juta Peserta SBMPTN Gagal

Leih dari setengah juta peserta ujian tulis dan keterampilan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2015 dipastikan kalah kompetisi memperebutkan kursi kampus negeri. Pasalnya, berdasarkan data panitia SBMPTN 2015, tercatat ada 693.185 orang pendaftar, namun kuota yang tersedia untuk 74 PTN penyelenggara hanya sekira 110 ribu kursi.

Pengumuman SBMPTN 2015 rencananya dilakukan secara online pada Kamis (9/7/2015) mulai pukul 17.00 WIB sore. Menteri Ristek, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Prof M Nasir bersama panitia SBMPTN 2015 di akan menyampaikan langsung data kelulusan ini di Kantor Kemenristekdikti, Jakarta. Sementara itu, pengumuman SBMPTN 2015 di media cetak baru akan dilakukan pada edisi esok hari, Jumat, 10 Juli.

Ketua Umum SBMPTN 2015 Prof Rochmat Wahab menyatakan, peserta yang dinyatakan lulus SBMPTN harus segera melakukan verifikasi data dan registrasi ke PTN yang dipilihnya. Setiap kampus memiliki jadwal verifikasi data dan registrasi masing-masing.

"Jika tidak registrasi, peserta bersangkutan dianggap mengundurkan diri dari haknya dan statusnya sebagai calon mahasiswa baru," ujar Rochmat.

Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) itu mengatakan, pelaksanaan SBMPTN 2015 terbilang cukup sukses, kredibel dan akuntabel. Meski sempat diwarnai temuan kecurangan yang diduga perjokian di beberapa titik wilayah pelaksanaan, panitia langsung merespons temuan tersebut dan menindaklanjuti hingga ke petugas berwajib.

"Pengalaman ini sangat berharga agar ke depan bisa lebih baik lagi," katanya.

Peserta SBMPTN 2015 mencapai 693.185 orang, termasuk 90.686 orang di antaranya pendaftar beasiswa Bidikmisi. Sedang kuota SBMPTN yang disediakan PTN sekira 110 ribu kursi. Jumlah penyelenggara SBMPTN 2015 tercatat 74 PTN.

Dari 693.185 peserta SBMPTN 2015, rinciannya untuk Kelompok Sains dan Teknologi (Saintek) tercatat 260.767 pendaftar, Kelompok Sosial dan Humaniora (Soshum) sejumlah 277.677 pendaftar dan Kelompok Campuran terdapat 154.741 pendaftar. Sedangkan daya tampung 74 PTN sejumlah 99.223 kursi.

Sumber: Okezone.com

Idealisme Mahasiswa Runtuh di Tahun Ajaran Baru


Terkadang Idealis yang sangat diagung-agungkan Mahasiswa tidak cukup hanya karena sadar saja, melainkan butuh komitmen untuk menjalankannya. Mahasiswa yang berkewajiban sebagai agent of control memang mudah mengontrol penguasa. Mudah, karena tidak diposisi mereka. Kalau sudah diposisi seperti itu, belum tentu mampu mempertahankan Idealisme tadi.

Sebagai contoh setiap Penerimaan Mahasiswa Baru. Hampir seluruh mahasiswa lama bergembira karena menurut mereka pada saat itu lah rezeki bertaburan mulai dari kasus biaya parkir yang sangat mahal, akan tetapi hal itu wajar-wajar saja. Yang lebih ironis adalah mahasiswa yang bekerjasama dengan salah satu birokrasi kampus untuk menjadi "calo" dalam penerimaan mahasiswa baru. Kalau ada birokrasi yang terlibat, kesimpulan kita sederhana "mereka ingin memenuhi kebutuhan keluarganya". Akan teapi, apabila mahasiswa yang terlibat hal tersebut, maka marilah masing-masing kita berkesimpulan.

Dalam sebuah perkuliahan seorang Dosen yang dikenal Idealis pernah bertanya.
Kalau BBM naik, Mahasiswa turun ke jalan untuk menolak.
Kalau Harga sembako naik, Mahasiswa turun ke jalan untuk menolak.
Kalau SPP naik, Mahasiswa turun ke jalan untuk menolak.
Tapi kalau jatah bagi hasil yang berasal dari uang calon adik-adik Mahasiswa Baru naik, siapa yang turun?
(Mahasiswa lama diam seribu bahasa. Mereka hanya tertunduk dan saling pandang satu sama lain)

bisa dipastikan, mereka inilah yang ketika jadi pejabat nanti bermental pemeras. Idealis jika tidak mendapat jatah, dan apatis ketika berkuasa. Selama tahun ajaran baru para calon koruptor baru. (***)

Saturday, July 4, 2015

Ketika Rasionalitas Sudah Tidak Lagi Melahirkan Kebahagiaan


Ketika Rasionalitas Sudah Tidak Lagi Melahirkan Kebahagiaan, begitulah yang terjadi pada Negara kita sekarang. Dimulai dari kenaikan harga BBM pada tanggal 28 Maret padahal saat itu harga minyak dunia sedang turun dengan alasan "pemerintah harus menyetok minyak untuk Indonesia".

Dan pada saat ini pemerintah mulai berusaha mecari-cari alasan supaya dapat merasionalkan peraturan baru BPJS Ketenagakerjaan tentang JHT dimata para buruh. Dimulai dari alasan seorang Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri yang beralasan peraturan tersebut Menguntungkan Pekerja karena jumlahnya yang makin besar.

Lebih jauh, Hanif hanya ingin JHT berfungsi sebagaimana mestinya dan menurutnya masyarakat memiliki kebiasaan mengambil semua uang atau barang yang ia miliki. Padahal, dalam konteks jaminan sosial, semua fase harus terlindungi. Hanif mencontohkan dengan anologi THR "Tunjangan Hari Raya, yang dibayarkan dua bulan sebelumnya. Masyarakat habis menggunakan tunjangan tersebut dalam waktu singkat" ucap beliau.

Pesan singkat dari saya
"Kaum buruh sudah bekerja dengan keras untuk menghidupi keluarganya. Kebutuhan hidup sehari-hari jauh dari kata cukup. Dalam bekerjapun mereka tidak lupa menyisihkan gajinya untuk masa tidak produktifnya nanti. dan apakah Bpk. Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakir sadar bahwa kebutuhan buruh di Indonesia itu berbeda-beda ? dan bagaimana jadinya bila anda berada pada posisi buruh ? apa yang anda rasakan bila Jaminan Hari Tua anda baru bisa cair setelah 10 tahun jadi anggota sedangkan anda sedang membiayai pendidikan anak anda, membiayai kehidupan keluarga anda sehari-hari ? dan setelah 10 tahun hanya dapat diambil 10% dan sisanya ketika umur anda mencapai 56 tahun, apakah anda sudah bisa merasakan apa yang dirasakan buruh saat ini ?"

KELUARKANLAH PERATURAN RASIONAL YANG MELAHIRKAN KEBAHAGIAAN BUKAN PERATURAN RASIONAL YANG TIDAK LAGI MELAHIRKAN KEBAHAGIAAN.