Thursday, July 9, 2015

Idealisme Mahasiswa Runtuh di Tahun Ajaran Baru


Terkadang Idealis yang sangat diagung-agungkan Mahasiswa tidak cukup hanya karena sadar saja, melainkan butuh komitmen untuk menjalankannya. Mahasiswa yang berkewajiban sebagai agent of control memang mudah mengontrol penguasa. Mudah, karena tidak diposisi mereka. Kalau sudah diposisi seperti itu, belum tentu mampu mempertahankan Idealisme tadi.

Sebagai contoh setiap Penerimaan Mahasiswa Baru. Hampir seluruh mahasiswa lama bergembira karena menurut mereka pada saat itu lah rezeki bertaburan mulai dari kasus biaya parkir yang sangat mahal, akan tetapi hal itu wajar-wajar saja. Yang lebih ironis adalah mahasiswa yang bekerjasama dengan salah satu birokrasi kampus untuk menjadi "calo" dalam penerimaan mahasiswa baru. Kalau ada birokrasi yang terlibat, kesimpulan kita sederhana "mereka ingin memenuhi kebutuhan keluarganya". Akan teapi, apabila mahasiswa yang terlibat hal tersebut, maka marilah masing-masing kita berkesimpulan.

Dalam sebuah perkuliahan seorang Dosen yang dikenal Idealis pernah bertanya.
Kalau BBM naik, Mahasiswa turun ke jalan untuk menolak.
Kalau Harga sembako naik, Mahasiswa turun ke jalan untuk menolak.
Kalau SPP naik, Mahasiswa turun ke jalan untuk menolak.
Tapi kalau jatah bagi hasil yang berasal dari uang calon adik-adik Mahasiswa Baru naik, siapa yang turun?
(Mahasiswa lama diam seribu bahasa. Mereka hanya tertunduk dan saling pandang satu sama lain)

bisa dipastikan, mereka inilah yang ketika jadi pejabat nanti bermental pemeras. Idealis jika tidak mendapat jatah, dan apatis ketika berkuasa. Selama tahun ajaran baru para calon koruptor baru. (***)

0 komentar:

Post a Comment